Monday, August 13, 2012

Bahagiakah saya?

Tidak terasa ramadhan kali ini akan segera beranjak meninggalkan kita, dan langgar-langgar mulai dihinggapi kesunyian karena jemaah yang terus menyusut dari puluhan shaf hingga bersisa dua shaf saja. Entah apa ada kesempatan untuk bertemu ramadhan-ramadhan selanjutnya, berpuasa bersama keluarga tercinta, atau sekedar bertemu teman-teman. Tetapi asa tetap harus terjaga agar kita bisa meningkatkan hidup yang lebih berkualitas, membuat penyesalan tersendiri bagi orang-orang yang menganggap kita tidak penting, dan menjadi yang terbaik. Itu janji saya. Apa janji kamu?

Oh ya, saya juga akan belajar dan terus belajar apa itu memaafkan, serta bagaimana menghadapi diri saat bersedih sendirian diujung dipan tanpa tahu apa yang harus dilakukan. Saya mau menjadi kuat, dan itulah doa doa saya di ramadhan ini. Saya bukan orang yang memiliki tingkat religius yang tinggi sehingga bisa bicara banyak tentang agama, tapi saya mau tahu dan peduli. Tentu dengan cara saya sendiri, saya tidak mau lagi mengkhawatirkan orang yang jelas-jelas akhirnya hanya akan meninggalkan saya. Enough is enough.

Kadang apatis justru menjadikan kita jauh lebih kuat, kuat diluar, tapi tidak apa-apa itu jauh lebih baik daripada peduli dan akhirnya menyakiti. Saya berharap suatu saat saya akan bisa memaafkan orang-orang yang sudah membuat jejak buruk di hati saya, semoga mereka mendapatkan kelapangan rezeki, dan berkah hidup

Tapi bahagia? pantaskah mereka bahagia setelah apa yang mereka lakukan pada saya? 
Bahagiakah saya melihat mereka sulit?
Entahlah..

Tanjung Selor, 13/8/2012


Diujung Dipan

No comments: